maggielim maggielim Author
Title: Hadiah perkenalan pertama Sex
Author: maggielim
Rating 5 of 5 Des:
JARLENSEKS  | Cerita dewasa | Cerita Mesum |   Cerita sex  -  Para penikmat cerita dewasa kali ini aku akan menceritakan kisahku dari pengal...
JARLENSEKS | Cerita dewasa | Cerita Mesum | Cerita sex - Para penikmat cerita dewasa kali ini aku akan menceritakan kisahku dari pengalamanku yang nyata yang aku dapatkan dari kehidupan nyataku, dan aku dapatkan dari aplikasi yang sering digunakan untuk chating, yapss dari chatting inilah aku berkenalan dengan cewek dan dari sinilah aku mempunyai banyak teman cewek.

Cerita Sex - Hadiah perkenalan pertama Seks
Banyak teman chattingku juga menceritakan kisah hidupnya dengan curhat kepada saya atau hanya menyapa dan aku perbah temui dalam urusan sex dia terbuka dan terjadilah ML yang tidak ada unsur kesengajaan, singkat cerita begini Saat aku online dan Chatting dengan wanita mahasiswi panggil saja Cinta dia bersusia 20 tahun, katanya dia adalah anak orang ternama di daerah Jawa Timur dan dia sedang menjalani kuliah di daerah Malang, kami saling kenal karena kita selalu bertemu di chatting.

Dan aku sempat meminta no hapenya tak menyangka perkenalan itu terjadi kenyataan saat aku tugas di Malang, aku menelpon Cinta untuk bisa bertemu. Dan dengan senang hati dia mau ketemuan, asal dengan syarat dia bawa teman.

Walhasil, aku ketemu dia di salah satu cafe di daerah kampus yang berada di pinggir kota.
“Hey.. Kamu Cinta” sapaku.

“Hey, Dandy ya.. ” sambil menjawab Cinta mengulurkan tangannya.

“Kenalin ini temanku Dony,” sambil mengenalkan temanku.

“Oh ya, kenalin juga ini temanku Rida,” kata Cinta mengenalkan temannya.

Sepintas terlihat, Cinta adalah sosok seorang gadis model. Karena bentuk tubuhnya sangat semampai dengan ciri 167/45. Sehingga tonjolan di dada maupun di pantatnya tidak begitu nampak sebagaimana gadis-gadis yang aku kenal. Lamunanku buyar saat Cinta menawarkan menu yang mau dipesan.

“Dy, kamu mau makan apa?” tanya Cinta.

“Mmm, anu.. Terserah deh” jawabku gugup.

“Kenapa say.. Kok nervous gitu?” tanyanya manja.

Wah dadaku berdetak keras saat dia panggil aku dengan kata “say.. ” tetapi aku cepat menguasai keadaan dan bersikap seperti nggak ada rasa GR dengan panggilan yang aku kira sangat romantis banget.

“Tidak kok, tidak apa-apa, aku ngikut aja,” jawabku datar.

Dari pertama kita ketemu di chatting, aku terbuka saja dengan status aku yang sudah married. Dan ternyata diluar dugaanku, Cinta bisa menerima hal itu karena memang dia menyukai cowok yang lebih dewasa.

2 jam lamanya kami berempat, ngobrol apa aja yang bisa dibCintarakan. Baik tentang kuliahnya, masalahnya Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 21 kurang 1/4. Akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar balik ke kost-kostan.

“Cinta, sudah malem nih, ayo aku anter balik” ajakku.

“Oke dah Mas Dandy,” jawab Cinta singkat sambil bangkit dari duduknya.

Setelah aku bayar di kasir, aku bergegas menuju mobil starletku yang butut kedinginan diluar cafe.
“Dan, minggu depan aku mau ke Surabaya,” kata Cinta.

“Oya, dalam rangka apa?” tanyaku.

“Mau ketemu kamu, kamu ada waktu kan?” jawabnya tersenyum.
Deg! jantungku terasa berhenti ketika Cinta bilang seperti itu, aku langsung berusaha menguasai situasi.

“Ooo.. Pasti bisalah, asal kamu kabarin sehari sebelum datang,” pintaku.

“Oke deh, ntar aku hubungi kamu Mas” kata Cinta.

“Terus, kamu mau dateng sama Rida atau sendirian?” tanyaku.

“Sendirilah Mas, masa iya sama temanku.. Kan nggak romantis?” jelas Cinta.

Tanpa terasa sampailah di depan tempat kost Cinta.

“Selamat malam,” kataku.

“Terima kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” Cinta mengingatkan.

“Ok” jawabku singkat, dan setelah itu aku langsung tancap gas balik menuju ke Surabaya dengan perasaan yang masih bertanya-tanya dengan ucapan Cinta yang sedikit romantis. Tetapi sebandel apapun aku, aku tetap memegang prinsip aku tentang virginitas seorang cewek. Buat aku jika seorang gadis itu masih virgin, aku tidak akan pernah mau Making Love karena sudah menjadi prinsip aku untuk tidak merusak masa depan seseorang.

6 hari sudah berselang setelah pertemuan pertama dengan Cinta dan sesuai janji dia, Kamis siang Cinta menelphone HP-ku. Ringtone dengan lagu dilema cellulerku berbunyi dan saat aku liat layarnya ternyata 081252xx (nomor Cinta).

“Mas Dandy besok aku berangkat sepulang kuliah, bisa jemput nggak?” tanya Cinta.

“Oke bisa, jam berapa?” balas aku bertanya.

“Mmungkin dari Surabaya jam 18.00″ jawab Cinta.

“Lho emang kamu mau langsung balik?” selidik aku.

“Tidaklah Mas, aku kan ingin ditemanin Mas Dandy semalaman” jelasnya.

Alamak si Cinta ini, bikin aku berpikir yang nggak-nggak.

“Oo gitu, oke sapa takut” tantang ku.

“Oke deh Mas, sampai besok” seiring kata itu HPnya langsung dimatikan.

Setelah telphone off, aku langsung hubungi salah satu hotel di Surabaya yang menjadi tempat favorite aku dan kebeetulan aku salah satu members di hotel tersebut. Sehingga setiap saat aku bisa booking room dengan posisi open.

Hari jum’at jam 18.00 tepat aku sudah nongkrong di jok mobilku. Diparkiran terminal Bungur Asih dan selang 5 menit cellulerku berbunyi, “Mas kamu dimana?” suara Cinta.

“Aku sudah di parkiran terminal nih,” jelasku.

“Oke deh aku ke situ” jawab Cinta.
Dengan perasaan deg-degan aku menunggu Cinta nongol dari pintu keluar terminal, dan dari jauh aku lihat tubuh semampai yang agak kurusan berlenggak-lenggok seperti di catwalk. Setan bertanduk, meniup pikiranku sepanjang Cinta menuju mobilku.

“Hey Mas Dandy, gimana khabarnya?” tanya Cinta.

“Baik Cinta” jawabku singkat.

“Sudah lama ya Mas Dandy tunggunya,” ia membuka percakapan.

“Belum kok Cinta” jawabku singkat.
Tanpa panjang lebar, aku langsung menuju hotel yang sehari sebelumnya aku sudah booking. Dan parfum dengan aroma melati sangat megganggu birahi kelaki-lakianku. Setan bertanduk semakin aktif mengetuk pikiran kotorku untuk langsung bercinta dengannya.

Sesampai di hotel aku langsung minta kunci dan menuju kamar lantai 2 nomor 222.

“Lho Mas kenapa kok booking yang 2 bed?” tanya Cinta.

“Lho memangnya kenapa?” aku berlagak bengong.

“Cinta pengennya yang satu bed, supaya bisa berduaan,” jawab Cinta polos.
Walaupun setan sudah pada meringis diatas kepalaku dan bilang, yes! tetapi aku berusaha cool di depan Cinta dan sedikit berkata bijak bagaikan orang tua.

“Cinta, kita tidak untuk macam-macamkan di kamar ini?” balasku bertanya.

“Ya sudah deh Mas, aku mau mandi dulu ya” jawab Cinta kesal.
15 menit lamanya Cinta mandi, akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan begitu kagetnya aku, ketika Cinta hanya mengenakan daster yang tipis tanpa menggunakan BH dan CD, sehingga nampak jelas sekali puting yang kecil menonjol di balik daster tipisnya. Tanpa melihat gelagat Cinta yang semakin membuat detak jantungku semakin cepat, aku langsung ambil handuk dan mandi.

Malam semakin larut dan hampir 3 jam aku di dalam kamar berdua dengan Cinta, detak jantungku semakin kencang tatkala Cinta sesekali sengaja menyentuhkan tangannya di pundakku. Adik kecilku berontak dengan keras ingin keluar dari celanaku.

“Mas, malam ini kamu manis banget sih,” kata Cinta memuji.

“Ah kamu bisa aja” jawabku agak gugup.
Karena pertanyaan itu disampaikan hanya dengan jarak 20 centi dari mukaku sehingga bau harum di wajahnya begitu menggelitik syaraf kelaki-lakianku.

“Mmm bagaimana.. ” belum selesai aku tanyakan sesuatu tiba-tiba tubuh kecil Cinta sudah berada dipangkuanku. Sehingga memudahkan dia untuk mencium bibirku. Sedangkan posisiku sendiri sangat tidak menguntungkan untuk membalas ciuman Cinta, karena posisi tanganku menopang tubuhku.

“Mmm.. Mas.. Aku suka kamu,” kata Cinta sambil melanjutkan ciuman mautnya.

Aku tidak bisa menjawab sepatah kata apapun karena memang serang bibir tipis Cinta menggelontor bibirku bertubi-tubi. Perlahan tapi pasti, aku mulai merubah posisiku untuk terlentang di ranjang sehingga tubuh mungil Cinta dengan mudah naik diatas tubuhku.

Aku rasakan perutku mulai basah dengan cairan yang mulai menetes dari vagina Cinta. Karena dari tadi dia sudah tidak memakai celana dalam sehingga saat duduk diperutku, aku merasakan betapa halus bulu-bulu di selangkangan gadis ini. Tanganku mulai membelai punggung dan tengkuk Cinta, sehingga hal itu membuat birahi Cinta mulai terkoyak.

Dari mulutku Cinta mulai merambat kebawah, menjilati puntingku hingga membuat darah aku berdesir dengan kencang.

“Cinta.. Geli sayang.. ” aku merintih.
Cinta sepertinya semakin bernafsu mendengar rintihan aku, dan semakin berani saja gadis ini memainkan lidahnya disekitar perutku. Tubuhnya semakin kebawah dan sampailah wajah nya di atas selangkanganku, dengan satu gerakan saja, celana adidas yang aku kenakan langsung tertanggal.

“Mas.. Aku suka penis kamu.. Gila besar sekali” puji Cinta dan setelah itu langsung saja mulutnya yang tipis mulai mendarat di batang kemaluanku.

“Oohh.. ” aku merintih dan mnggelinjang saat mulut Cinta mulai melahap penisku yang sudah mulai mengencang. Sesekali tangan yang lentik mengocok batang kemaluanku.

“Aaow.. Sakit sayang” jeritku saat giginya mengenai kepala penisku.
Aku hanya menikmati jilatan, hisapan dan kuluman bibir Cinta yang tipis sembari aku menengok kebawah melihat Cinta yang lagi asyik mengoral penisku. Duh alamak, ini gadis kok jago banget oral sex nya. Awas ya aku balas nanti kalo gadis itu sudah puas menghisap penisku. Disaat aku membayangkan apa saja yang bakal aku lakukan dengan gadis kecil ini, tiba-tiba Cinta bangkit dari selangkanganku dan berdiri.

“Mas. Cinta sudah nggak tahan.. Aku masukin ya?” tanya Cinta sambil melepas penisku dari mulutnya.

“Cinta, Mas tidak mau, jika kamu masih virgin,” aku berusaha jelaskan masalah prinsipku tentang keperawanan seseorang.

“Mas, Cinta ingin banget.. Cinta sudah pernah lakukan kok sama pacarku” jelas Cinta tidak mau kalah.

“Kamu serius..?’” tanyaku bingung.

“Percaya sama Cinta Mas, aku sudah tidak virgin kok,” sambil berkata seperti itu, Cinta langsung berdiri diatas tubuhku. Tangannya yang lentik memegang penisku yang berdiri kencang untuk diarahkan ke lubang vaginanya

Bless.., suara penisku mengoyak vagina Cinta.
“Ughh, Mas..” kepala penisku langsung membuka lubang sempit di selangkangan Cinta.

“Gila, enak sekali punya Mas.. aakkh” Cinta menggerinjang sembari mulai berusaha memasukkan seluruh batang kemaluanku.

Aku merasakan lubang surgawi milik Cinta sangat sempit sekali, sehingga aku merasakan sesuatu yang menjepit batang kemaluanku.

“Mas.. mentok nih, gila banget.. padahal belum masuk semua..” rintih Cinta.

“Gila Mas punya kamu panjang.. Eenaak Mas” rintih Cinta.
Beberapa kali Cinta menggerakkan tubuhnya naik turun, tiba-tiba Cinta mulai mempercepat pergerakkannya diatas tubuhku yang naik turun.

“Mass.. Cintaa.. Mau.. Daapett.. Maass..” rintih Cinta.
Karena memang penisku tidak bisa masuk seluruhnya (hanya menyisakan 2 cm saja), sambil bergerak naik turun tangan Cinta berusaha menahan tubuhnya dia tas dadaku.

“Mas.. Aaampunn.. Akuu nggak tahan lagi..” rintih Cinta.

“Mas.. Dandy.. Cinta kee.. luuaarr..” bersamaan dengan rintihan panjang Cinta sesuatu aku rasakan menyiram batang kemaluanku.

Sssurr.., cairan yang terasa banyak membasahi selangkan aku.
Tubuh Cinta langsung terkulai lemas dengan permainan tadi sehingga dia terlentang sambil menutup mata, merasakan sisa-sisa kenikmatan yang sudah diraihnya. Tanpa memberi nafas sedikitpun, aku mulai membungkuk di atas dada gadis yang masih belia ini. Dengan sentuhan yang penuh perasaan, lidahku mulai memainkan puntingnya yang masih mengencang besar. Aku berusaha membangkitkan gairah Cinta yang sudah mulai terkulai lemas.

“Mas.. Kamu hebat.. Ughh,” pujian Cinta tidak sampai selesai karena gigiku yang nakal mulai menggigit punting Cinta dengan mesra. Aku membiarkan kedua tangannya menggapai kepalaku yang sedang asyik menikmati puntingnya yang kencang. Maklum, Cinta tergolong cewek yang tidak mempunyai payudara sehingga puntingnya lebih dominan.

Semakin lama, mulutku yang liar mulai membalas perlakukan Cinta saat mencumbui aku sebelumnya. Sesekali tubuhnya yang kurus menggelinjang hebat saat aku mainkan pusar perutnya dengan lidahku, hal ini membuat kedua pahanya terbuka lebar. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, wajahku langsung menangkap bongkahan daging dengan rambut yang begitu halus. Dengan satu kali gerakan, kedua tanganku sudah bisa mengunci kedua pahanya diatas pundakku.

“Mmas.. Gelii.. Ampun.. Ooohh,” Cinta hanya bisa merintih saat klitorisnya aku mainkan dengan lidahku. Sesekali aku mencium bau wangi bekas cairan Cinta yang sudah keluar saat permainan pertama. Dan hal itu menambah birahiku untuk melumat habis seluruh cairan yang mulai meleleh kembali dari lubang kewanitaanya. Sesekali pinggul Cinta yang mungil ikut terangkat keatas, mengikuti hisapan mulutku di selangkangannya. Beberapa saat kemudian..

“Mas.. Ammpun.. Aku mau keluar laagi.. Mmass” kedua tangan Cinta membenamkan wajahku dalam-dalam diantara kedua pahanya. Bersamaan dengan itu pula cairan putih meleleh dengan deras dari ujung lubang kewanitaanya. Dengan sedikit liar, aku minum semua cairan yang keluar dan aku jilatin sampai bersih kembali tanpa ada cairan sedikitpun.

“Capek sayang.. ” tanyaku.

“Kamu benar-benar gila Mas.. Hebat banget kamu,” puji Cinta.
Belum selesai dia memeujiku, aku langsung mengangkat tubuhnya yang langsing dan sedikit kurus. Sekali angkat tubuhnya langsung berhadapan dengan tubuhku, dengan cekatan penisku aku tancapkan ke lubang vagina Cinta,

“Mmas.. Aduh.. Kamuu benar-benar nakal..,” kata Cinta manja.

Kedua tangan Cinta menggelayut dileherku sedangkan kedua kakinya mengunci pinggulku, sehingga hal ini memudahkan penisku menerobos masuk di lubang vaginanya.

“Slep.. Slep.. Slep.. ” terdengar penisku bergerak keluar masuk lubang Cinta. Kedua tanganku menahan bongkahan pantat Cinta yang tidak begitu besar, untuk memudahkan pergerakan keluar masuk penisku. Karena tubuh Cinta yang ringan memudahkan aku untuk berhubungan sambil menggendong Cinta.

Posisi ini aku pertahankan sampai, Cinta orgasme yang ketiga kalinya.

“Mass.. Aku.. Keluar lagi.. ” sambil berkata demikian Cinta berusaha mendekap tubuhku erat-erat sedangkan tubuhnya tidak bisa mendekat tubuhku karena memang terganjal penisku yang panjang.

Disaat tubuh Cinta turun dari gendonganku, aku sedikit mendorong tubuhnya untuk menghadap ke dinding. Sambil aku bisikan kata yang mesra di telinganya

“Akan kuberikan semua kenikmatan malam ini” rayuku.

“Mass..” desah Cinta.
Kaki Cinta aku buka lebar, sehingga memudahkan aku untuk penetrasi melalui belakang.
Bless.., batang kemaluanku kembali menghunjam lubang Cinta yang masih terengah-engah. Kedua tanganku memegang pinggul Cinta dari balakang, sehingga memudahkan aku untuk bergerak maju mundur. Kedua tangan Cinta menahan tubuhnya di dinding kamar.

“Mas.. Eennakk sekali.. ” rintih Cinta.

“Kamu memang.. Jagonya Mas.. Uuuhh,” berkali-kali Cinta merintah tetapi hal itu tidak menghentikan permainan aku yang semakin gila saja.

Setelah puas dengan posisi seperti itu, dengan memeringkan tubuh Cinta yang masih berdiri, aku angkat kakinya satu sehingga aku bisa memasukkan penisku dengan leluasa.

Crek.. Crek.. Crekk.., suara penisku yang sudah mulai dibasahi oleh cairan Cinta yang begitu banyak meleleh, sampai menetes di pahaku.

“Mas.. Kamu.. Pandai sekali membuatku melayang.. Aaahh.. Uuuhh”

“Sayaang.. Aku.. Nggaa.. Tahann..” untuk yang kesekian kalinya lubang kewanitaan Cinta mengucurkan cairan putih pekat dibatang kemaluanku.

Setelah aku puas, akhirnya aku membopong tubuh Cinta dan meletakkan di pinggir ranjang. Kali ini aku melakuakn doggie style, aku semakin bergairah untuk bermain dengan beberapa variasi dalam bersetubuh.

“Hekk..” muka Cinta dimasukan dalam-dalam diatas bantal ketika penisku menghujam kesekian kalinya.

“Oohh.. Cinta.. Punya kamu asyik banget..” puji aku.
Sambil menggerakkan maju mundur tubuhku dibelakang tubuh Cinta, aku melihat jelas kucuran keringat dari tubuh kami berdua. Sampai akhirnya Cinta menjerit panjang dibarengi kedua tanganya meremas sprey hotel dengan kencang.

“Mass.. Aaammppunn..” gigi Cinta menggigit bantal dengan kencang.

“Aku juga mau keluar sayang.. Cinta..?” aku mendesah kenikmatan

“Ooo Cinta.. Mau dikeluarin dimana.. aakhh,” aku bergerak semakin cepat memasukkan penisku.

“Di dalam aja sayang.. ” pinta Cinta.

“Jangan aku nggak mau.. Cepet sayang aku sudah mau keluar nih..” desahku.

“Cintaa.. Aaakhh” aku segera melepas penisku dari lubang vagina Cinta dan dengan seketika membalikkan badannya hingga mulutnya pas didepan penisku.
Bagaikan di film-film BF yang pernah aku lihat, Cinta langssung melumat habis penisku.
Crutt.. Crut.. Crut.., entah berapa kali semburan spermaku dalam mulut Cinta, aku hanya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Semburan demi semburan, Cinta seperti tidak mempedulikan lagi. Gadis itu tetap mengocok, mengulum dan menghisap dalam-dalam penisku. Terlihat jelas spermamu menetes kelaur dicelah bibirnya yang mungil dan belum sampai jatuh, lidahnya berusaha menjilat kembali.

“Mmm.. Aku suka sekali sperma kamu Mas..” kata Cinta sambil menelan seluruh spermaku yang sudah keluar.

Sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di batang kemaluanku,

“Ma kasih Mas.. Kamu memberikan apa yang selama ini aku impikan” kata Cinta.

“Selama ini pacarku tidak pernah memberikan ini semua, asal dia sudah keluar ya sudah tanpa harus mikirin aku” jelas Cinta.

Malam itu kami tidur berpelukkan sampai pagi dengan keadaan telanjang bulat, aku sudah tidak ingat lagi berapa kali memberikan kepuasan terhadap Cinta. Akan tetapi yang membuat diriku bangga adalah, aku bisa memberikan kepuasan kepada pasanganku. Karena buat aku sex bukan milik pria seorang tetapi milik kedua pasangan yang melakukkannya.

Paginya Cinta membangunkan aku tepat pukul 06.00

“Mas.. anter aku ke terminal ya, aku harus balik nih,” pinta Cinta.

“Oke, yuk kita segera bersiap-siap” ajakku.

“Mas, kamu janji ya berikan aku seperti ini setiap aku mau,” kata Cinta.

“Iya sayang, selama kamu mau.. Aku akan berikan” jawabku penuh harap.

Sambil berkata demikian kita berdua menuju kamar mandi untuk mandi bersama. Dan di kamar mandi, untuk sekali lagi kita melakukan hubungan sex yang sangat fantastis di bawah guyuran shower. Dan entah berapa kali Cinta mereguk kenikmatan saat itu. Yang pasti hari itu begitu hebat permainan yang aku lakukan denagn Cinta.

Setelah siap, aku check out dan meluncur kearah terminal Bungurasih.

“Kamu hati-hati Cinta” sambil aku kecup keningnya.

“Terima kasih Mas buat permainan semalam dan tadi pagi” kata Cinta berterima kasih.

“Kamu memang luar biasa Mas” puji Cinta.
Akhirnya tubuh Cinta yang semampai bergegas meninggalkan mobilku untuk menuju ke antrean bus menuju kota K. Lambaian tangannya berkali-kjali melambai seiring dengan tubuhnya yang hilang ditelan keramaian terminal.

Hari ini menyisakan cerita yang maha dahsyat karena permainan sex aku yang bisa diterima oleh pasangan aku. Setelah hari itu, kita berdua sering saling calling, saling perhatian, saling share dan sering juga janjian untuk sekedar melepas kangen dan diakhiri dengan permainan sex.

Cinta, salah satu teman chating aku yang sekarang entah kemana perginya. Semoga kamu bisa mengenang masa-masa indah kita saat berdua. Dan aku masih berharap kamu kembali datang di hari-hariku untuk mereguk kenikmatan bersama.

Advertisement

 
Top